Karbohidrat adalah segolongan besar senyawa organik yang tersusun hanya dari atom karbon, hidrogen, dan oksigen. Bentuk molekul karbohidrat paling sederhana terdiri dari satu molekul gula sederhana. Banyak karbohidrat yang merupakan polimer yang tersusun dari molekul gula yang terangkai menjadi rantai yang panjang serta bercabang-cabang.
Tentang Karbohidrat
Karbohidrat atau sakarida adalah segolongan besar senyawa organik yang tersusun hanya dari atom karbon, hidrogen, dan oksigen. Bentuk molekul karbohidrat paling sederhana terdiri dari satu molekul gula sederhana. Banyak karbohidrat yang merupakan polimer yang tersusun dari molekul gula yang terangkai menjadi rantai yang panjang serta bercabang-cabang.
Klasifikasi Karbohidrat
Karbohidrat terbagi menjadi 3 kelompok;
- Monosakarida, yaitu terdiri atas 3-6 atom C dan zat ini tidak dapat lagi dihidrolisis oleh larutan asam dalam air menjadi karbohidrat yg lebih sederhana.
- Disakarida, yaitu senyawanya terbentuk dari 2 molekul monosakarida yg sejenis atau tidak. Disakarida dpt dihidrolisis oleh larutan asam dalam air sehingga terurai menjadi 2 molekul monosakarida.
- Polisakarida, yaitu senyawa yg terdiri dari gabungan molekul2 monosakarida yg banyak jumlahnya, senyawa ini bisa dihidrolisis menjadi banyak molekul monosakarida.
- Semua monosakarida zat padat putih, mudah larut dalam air.
- Larutannya bersifat optis aktif.
- Larutan monosakarida yg baru dibuat mengalami perubahan sudut putaran disebut mutarrotasi.
- contoh larutan alfaglukosa yang baru dibuat mempunyai putaran jenis + 113` akhirnya tetap pada + 52,7`.
- Umumnya disakarida memperlihatkan mutarrotasi, tetapi polisakarida tidak.
- Semua monosakarida merupakan reduktor sehingga disebut gula pereduksi.
Identifikasi monosakarida
a) Identifikasi dengan molischDalam karbohidrat dikenal beberapa pengujian untuk menentukan kandungan yang terdapat dalam karbohidrat tersebut. Salah satu test yang dilakukan untuk menentukan ada tidaknya karbohidrat adalah tes Molisch. Ketika ada beberapa larutan yang tidak dikenal secara pasti bahwa larutan tersebut mengandung karbohidrat atau tidak, tes ini bisa dilakukan untuk menentukan adanya kandungan karbohidrat.
Larutan yang bereaksi positif akan memberikan cincin yang berwarna ungu ketika direksikan dengan α-naftol dan asam sulfat pekat. Diperkirakan, konsentrasi asam sulfat pekat bertindak sebagai agen dehidrasi yang bertindak pada gula untuk membentuk furfural dan turunannya yang kemudian dikombinasikan dengan α-naftol untuk membentuk produk berwarna.
b) Identifikasi pati dengan iodium
Pengujian menggunakan iodium sebagai reagen yang dikenal sebagai uji iod. Uji atau tes ini digunakan untuk memisahkan amilum atau pati yang terkandung dalam larutan tersebut. Reaksi positifnya ditandai dengan adanya perubahan warna menjadi biru. Warna biru yang dihasilkan diperkirakan adalah hasil dari ikatan kompleks antara amilum dengan iodin.
Sewaktu amilum yang telah ditetesi iodin kemudian dipanaskan, warna yang dihasilkan sebagai hasil dari reaksi yang positif akan menghilang. Dan sewaktu didinginkan warna biru akan muncul kembali. Di dalam amilum sendiri terdiri dari dua macam amilum yaitu amilosa yang tidak larut dalam air dingin dan amilopektin yang larut dalam air dingin.
c) Identifikasi dengan Benedict
Beberapa glukosa memiliki gugus gula pereduksi. Larutan tembaga alkalis pada reagen Benedict bila direaksikan dengan karbohidrat yang memiliki gugus aldehid atau keton bebas akan terjadi reduksi membentuk Cupro oksida (Cu2O) yang ditandai dengan warna kehijauan sebagai akibat adanya reduksi Cu2+ menjadi Cu+. Reaksinya sebagai berikut:
CuCO3+ C6H12O6 = Cu2O
Gula reduksi yang terdapat pada glukosa adalah sorbitol, sedangkan pada fruktosa gula reduksi adalah campuran dari sorbitol dan mannital. Galaktosa memiliki gula reduksi berupa dulsital.
d) Identifikasi dengan Seliwanof
Beberapa karbohidrat memiliki gugus keton. Adanya gugus keton dapat dibuktikan melalui uji seliwanoff. Fruktosa adalah karbohidrat yang memiliki gugus keton,
Jika karbohidrat yang mengandung gugus keton direaksikan dengan seliwanoff akan menunjukkan warna merah sebagai reaksi positifnya. Adanya warna merah merupakan hasil kondensasi dari resorsinol yang sebelumnya didahului dengan pembentukan hidroksi metil furfural. Proses pembentukan hidroksi metil furfural berasal dari konversi dari fruktosa oleh asam klorik panas yang kemudian menghasilkan asam livulenik dan hidroksi metil furfural
1) Identifikasi dengan Uji Molisch
Prosedur dalam uji identifikasi karbohidrat dengan menggunakan uji molisch dilakukan terhadap 8 golongan karbohidrat, yaitu glukosa, sukrosa, maltosa, arabinosa, selulosa (kapas yang disuspensikan dalam air), fruktosa, amilum dan, laktosa. Langkah awal dalam melaksanakan uji karbohidrat pada golongan ini adalah dengan menuangkan masing-masing larutan golongan karbohidrat ke dalam tabung reaksi sebanyak sekitar 1 mL. Setelah tabung reaksi diisi dengan larutan golongan karbohidrat, kemudian tambahkan 3 tetes reagent molisch ke dalam masing-masing tabung reaksi yang telah diisi larutan karbohidrat tersebut. Kocok secara pelan-pelan tabung yang telah ditetesi reagent molisch tersebut.
Setelah itu, bawalah tabung reaksi beserta raknya ke dalam ruang asam untuk diberi larutan asam sulfat pekat. Pemberian larutan asam sulfat pekat di dalam ruang asam diberikan dengan cara memiringkan tabung reaksi yang berisi larutan karbohidrat dan reagent molisch, kemudian di tuang secara perlahan dari pipet tempat asam sulfat pekat terhadap tabung reaksi yang dimiringkan tadi. Biarkan asam sulfat pekat menuruni tabung reaksi tanpa dikocok. Kemudian amati perubahan warna yang terjadi dengan melihat warna batas larutan yang berbentuk cincin.
2) Identifikasi dengan Uji Benedict
Identifikasi ini juga dilakukan terhadap golongan karbohidrat seperti yang digunakan pada identifikasi molisch. Prosedur yang dilakukan adalah dengan memasukkan terlebih dahulu reagent benedict sebanyak masing-masing 2 mL kedalam sembilan tabung reaksi. Setelah itu, tambahkan 3 tetes larutan karbohidrat pada tiap tabung dengan golongan karbohidrat yang berbeda terhadap setiap tabung. Golongan karbohidrat yang dilakukan uji benedict diantaranya glukosa, sukrosa, maltosa, arabinosa, selulosa (kapas yang disuspensikan dalam air), fruktosa, amilum, laktosa dan galaktosa.
Setelah tercampurnya larutan karbohidrat ke dalam reagent benedict pada tiap tabung, lakukan pemanasan diatas penangas air dengan cara mendidihkan air sebanyak 150 mL ke dalam gelas kimia yang berukuran 250 mL, kemudian meletakkan semua tabung reaksi ke dalam gelas kimia tersebut dalam waktu sekitar 15 menit. Setelah itu, angkat tabung dan amati perubahan warna yang terjadi terhadap masing-masing tabung tanpa harus diaduk.
3) Identifikasi dengan Uji Barfoed
Pada uji Barfoed ini, langkah kerja yang ditempuh adalah dengan mencampurkan 1 mL reagent Barfoed terhadap 1ml larutan karbohidrat yang dilakukan pada golongan karbohidrat yang sama seperti dilakukan pada uji benedict pada sembilan tabung reaksi yang berbeda.
Lakukan pemanasan terhadap tabung yang berisi larutan karbohidrat bersama reagentnya di atas penangas air seperti yang dilakukan pada proses pemanasan pada uji benedict sekitar 20 menit. Kemudian amati perubahan warna yang terjadi.
4) Identifikasi dengan Uji Seliwanof
Seperti halnya pada pengujian benedict, proses identifikasi menggunakan reagen seliwanof pun dilakukan prosedur yang sama, yaitu dengan menyiapkan 3 mL reagent seliwanof terhadap sembilan tabung reaksi kemudian ditetesi larutan karbohidrat pada tabung tersebut dengan golongan karbohidrat yang berbeda terhadap tiap tabung, setelah itu, lakukan pemanasan terhadap semua tabung sekitar 15 menit kemudian amati perubahan warna yang terjadi.
5) Identifikasi pati dengan iodium
Identifikasi pati dengan iodium ini dilakukan hanya menguji pada suasana pH. Cara kerja yang dilakukan adalah dengan menyediakan tiga tabung reaksi yang berisi pati 1% sebanyak 3 mL dan telah diberi label, kedalam tabung pertama dimasukkan dua tetes air, kemudian pada tabung kedua di beri 2 tetes 6 N HCl, dan pada tabung ketiga diberi 2 tetes 6 N NaOH.
Setelah itu, tambahkan satu tetes 0,01 M iodium terhadap masing-masing dari ketiga tabung tersebut, kemudian panaskan diatas penangas air, dan amati perubahan warna yang terjadi.
d) Identifikasi dengan Seliwanof
Beberapa karbohidrat memiliki gugus keton. Adanya gugus keton dapat dibuktikan melalui uji seliwanoff. Fruktosa adalah karbohidrat yang memiliki gugus keton,
Jika karbohidrat yang mengandung gugus keton direaksikan dengan seliwanoff akan menunjukkan warna merah sebagai reaksi positifnya. Adanya warna merah merupakan hasil kondensasi dari resorsinol yang sebelumnya didahului dengan pembentukan hidroksi metil furfural. Proses pembentukan hidroksi metil furfural berasal dari konversi dari fruktosa oleh asam klorik panas yang kemudian menghasilkan asam livulenik dan hidroksi metil furfural
Prosedur Kerja
Pada percobaan uji identifikasi karbohidrat terdapat beberapa uji terhadap beberapa golongan karbohidrat menggunakan beberapa reagent1) Identifikasi dengan Uji Molisch
Prosedur dalam uji identifikasi karbohidrat dengan menggunakan uji molisch dilakukan terhadap 8 golongan karbohidrat, yaitu glukosa, sukrosa, maltosa, arabinosa, selulosa (kapas yang disuspensikan dalam air), fruktosa, amilum dan, laktosa. Langkah awal dalam melaksanakan uji karbohidrat pada golongan ini adalah dengan menuangkan masing-masing larutan golongan karbohidrat ke dalam tabung reaksi sebanyak sekitar 1 mL. Setelah tabung reaksi diisi dengan larutan golongan karbohidrat, kemudian tambahkan 3 tetes reagent molisch ke dalam masing-masing tabung reaksi yang telah diisi larutan karbohidrat tersebut. Kocok secara pelan-pelan tabung yang telah ditetesi reagent molisch tersebut.
Setelah itu, bawalah tabung reaksi beserta raknya ke dalam ruang asam untuk diberi larutan asam sulfat pekat. Pemberian larutan asam sulfat pekat di dalam ruang asam diberikan dengan cara memiringkan tabung reaksi yang berisi larutan karbohidrat dan reagent molisch, kemudian di tuang secara perlahan dari pipet tempat asam sulfat pekat terhadap tabung reaksi yang dimiringkan tadi. Biarkan asam sulfat pekat menuruni tabung reaksi tanpa dikocok. Kemudian amati perubahan warna yang terjadi dengan melihat warna batas larutan yang berbentuk cincin.
2) Identifikasi dengan Uji Benedict
Identifikasi ini juga dilakukan terhadap golongan karbohidrat seperti yang digunakan pada identifikasi molisch. Prosedur yang dilakukan adalah dengan memasukkan terlebih dahulu reagent benedict sebanyak masing-masing 2 mL kedalam sembilan tabung reaksi. Setelah itu, tambahkan 3 tetes larutan karbohidrat pada tiap tabung dengan golongan karbohidrat yang berbeda terhadap setiap tabung. Golongan karbohidrat yang dilakukan uji benedict diantaranya glukosa, sukrosa, maltosa, arabinosa, selulosa (kapas yang disuspensikan dalam air), fruktosa, amilum, laktosa dan galaktosa.
Setelah tercampurnya larutan karbohidrat ke dalam reagent benedict pada tiap tabung, lakukan pemanasan diatas penangas air dengan cara mendidihkan air sebanyak 150 mL ke dalam gelas kimia yang berukuran 250 mL, kemudian meletakkan semua tabung reaksi ke dalam gelas kimia tersebut dalam waktu sekitar 15 menit. Setelah itu, angkat tabung dan amati perubahan warna yang terjadi terhadap masing-masing tabung tanpa harus diaduk.
3) Identifikasi dengan Uji Barfoed
Pada uji Barfoed ini, langkah kerja yang ditempuh adalah dengan mencampurkan 1 mL reagent Barfoed terhadap 1ml larutan karbohidrat yang dilakukan pada golongan karbohidrat yang sama seperti dilakukan pada uji benedict pada sembilan tabung reaksi yang berbeda.
Lakukan pemanasan terhadap tabung yang berisi larutan karbohidrat bersama reagentnya di atas penangas air seperti yang dilakukan pada proses pemanasan pada uji benedict sekitar 20 menit. Kemudian amati perubahan warna yang terjadi.
4) Identifikasi dengan Uji Seliwanof
Seperti halnya pada pengujian benedict, proses identifikasi menggunakan reagen seliwanof pun dilakukan prosedur yang sama, yaitu dengan menyiapkan 3 mL reagent seliwanof terhadap sembilan tabung reaksi kemudian ditetesi larutan karbohidrat pada tabung tersebut dengan golongan karbohidrat yang berbeda terhadap tiap tabung, setelah itu, lakukan pemanasan terhadap semua tabung sekitar 15 menit kemudian amati perubahan warna yang terjadi.
5) Identifikasi pati dengan iodium
Identifikasi pati dengan iodium ini dilakukan hanya menguji pada suasana pH. Cara kerja yang dilakukan adalah dengan menyediakan tiga tabung reaksi yang berisi pati 1% sebanyak 3 mL dan telah diberi label, kedalam tabung pertama dimasukkan dua tetes air, kemudian pada tabung kedua di beri 2 tetes 6 N HCl, dan pada tabung ketiga diberi 2 tetes 6 N NaOH.
Setelah itu, tambahkan satu tetes 0,01 M iodium terhadap masing-masing dari ketiga tabung tersebut, kemudian panaskan diatas penangas air, dan amati perubahan warna yang terjadi.
Posting Komentar untuk "Uji Identifikasi Karbohidrat"
Terimakasih Telah berkunjung di blog sederhana ini. Silahkan tinggalkan komentar atau pesan dan kesan. Saya yakin yang berkunjung adalah orang Berpendidikan dan Terpelajar dan tidak akan meninggalkan kesan yang mengandung unsur "SARA"